Thursday, August 19, 2010

Innaillahi Wainna Ilaihi Roji'un, Kang Ibing berpulang ke Rahmatullah

Seperti biasa, sepulang kerja ane langsung stay tune d depan laptop. Ane nyalain trs ane shalat bentaran bis tuh ane mulai browsing deh, pas pertama buka kaskus ane "shock" bgt, ane langsung liat jusul artikel yg berbunyi "Innalillahi waInaIlaihiRajiuun,Telah Meninggal Dunia, Seniman Kang Ibing". Waduh, ane kaget setengah mati, perasaan ga da berita nya klo kang Ibing sakit dulu tp yg namanya umur mah sapa yg tau, semua nya udah jadi rahasia Allah SWT.

Kang Ibing merupakan orang asli sunda yg peduli bgt sama kultur sunda & selalu berusaha untuk melestarikan nya. Saking cinta nya sama sunda, sampe2 di setiap beliau nge-MC ato jadi penceramah dmn2 pun, aksen / logat sunda nya kental bgt melekat di suara almarhum. Almarhum tidak pernah malu beraksen sunda yg kental bgt.

Satu hal yg ane inget dari almarhum, di waktu almarhum di undang berceramah ke Australia ato Jepang klo ga salah, ane lupa2 inget. Disana beliau berceramah di depan pelajar2 Indonesia yg sedang menuntut ilmu di negara tersebut. Prolog khas beliau adalah, setiap beliau memulai ceramah nya beliau akan bilang klo beliau itu bukan seorang penceramah, bukan seorang da'i atau pun orang yg lebih ilmu agama nya, beliau akan selalu bilang klo beliau itu adalah pelawak (tukang bodor,,sunda-red), oleh krn itu beliau pun selalu bilang klo ada salah2 kata di waktu beliau berbicara mohon di maafkan. Tanpa mengurangi hikmah dari ceramah itu, beliau pandai sekali menyelipkan himbauan2 mengenai Islam namun tidak secara jelas sekali, beliau berusaha menyelipakan sati demi satu himbauan untuk tetap berada di jalan Allah SWT & selalu mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Di negara tersebut, Kang Ibing memulai ceramah nya dengan membaca Surat Al-Fatihah kemudian mengartikan nya dengan menggunakan bahasa inggris, karena tampak nya yg hadir dsna bukan lah smua nya orang Indonesia, sepertinya orang asing pun ada yg tertarik untuk mendengarkan isi ceramah kang Ibing di negara tersebut, krn itulah kang Ibing harus berbicara dngn bahasa universal yg sekira nya bs di mengerti oleh khalayak ramai. Setelah selesai ceramah yg merupakan campur aduk dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Sunda dan jg bahasa Inggris, kang Ibing di panggil salah satu tamu asing yg mendengarkan ceramah tersebut. Kemuadian orang tersebut menyuruh kang Ibing mambacakan lagi isi surat Al-Fatihah beserta artinya dgn bahasa inggris, seketika itu jg orang tersebut menangis & klo tidak salah orang tersebut meminta kang Ibing untuk membimbing nya masuk agama Islam. Subhanallah, betapa mulia nya ceramah kang Ibing tadi, klo anda bayangkan, cm dgn satu surat saja orang bs terenyuh hati nya dan langsung teguh untuk memeluk agama Islam.

Untuk tetep mengingat kang Ibing, ane coba posting foto2 beliau yg cukup bikin ane kagum sama almarhum.









Inilah profil singkat Kang Ibing yang bersumber dari SundaNet.

Si Kabayan adalah Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan yang terkenal lugu tetapi cerdik. Cerita Rakyat Pasundan yang diangkat ke layar lebar dengan berbagai versi ini untuk pertama kalinya diperankan oleh Kang Ibing yang punya nama lengkap Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata.

Pria kelahiran Sumedang bulan Juli 1946 yang beristerikan Ny. Nieke ini telah dikarunia 3 (tiga) orang anak masing-masing Kusmadika, Kusmandana dan Diane.

Kariernya di dunia seni berjalan mulus. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang film.

Kariernya dimulai ketika menjadi Pembawa Acara Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam Profil Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Nama asli yang konon masih teureuh menak Sunda yakni Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata seperti hilang diganti Kang Ibing yang identik dengan sosok Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.

Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastera Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera Unpad.

Pada tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut.

Selain main film, Ibing juga sudah memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai dai yang lumayan padat juga jadwalnya.

Putera pasangan Rd. Suyatna Kusumahdinata dan Rd. Kusdiyah ini juga pernah menjadi Direktur salah satu bioskop di Kota Bandung.

Senang Memelihara Domba

Tempat tinggalnya di Kompleks Pandan Wangi Ciwastra Bandung dilengkapi dengan Kandang Domba. Karena memelihara domba adalah salah satu kegemarannya. Untuk hobinya yang satu ini kang Ibing tidak segan-segan mengambil rumput sendiri di pematang sawah yang mengelilingi sekitar Komplek Perumahannya.

Untuk mencari rumahnya tidaklah sulit. Tukang Becak yang mangkal di sekitar Komplek Perumahan tempat tinggalnya apabila ditanya, akan menunjukkan bahwa rumah Kang Ibing itu di depan rumahnya ada kandang domba.

Mengenai kegiatannya saat ini sebagai “dai” yang jadwalnya cukup padat untuk memberikan siraman rohani baik di mesjid yang ada di lingkungan pedesaan, kota, perkantoran maupun kampus di wilayah Indonesia sampai ke Timor-Timur bahkan ke Australia. Tema dakwahnya mudah dicerna, karena menyangkut masalah-masalah keseharian serta dibawakan dengan gaya humor yang segar.

Ketika ditanya mengenai kariernya yang beragam serta berhasilnya didalam menyelesaikan Sekolah, Kang Ibing menyatakan bahwa semua itu tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Ungkapan “Indung Tunggul Rahayu, Bapa Tangkal Darajat” senantiasa melekat di hatinya. Dan itu dijadikan pedoman hidup keluarganya serta tidak segan-segan memasang semboyan itu di ruangan tengah keluarganya.

Generasi muda Sunda sekarang menurut Kang Ibing, pada umumnya sudah kurang mengenal jati diri Ki Sunda. Basa teh Ciciren Bangsa dalam arti Bahasa itu menunjukkan Bangsa. Refleksinya terlihat dari banyaknya anak muda Tatar Sunda dewasa ini yang malu berbahasa Sunda. Hal ini disebabkan tidak adanya infilterisaasi budaya luar yang masuk, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran nilai tersebut.

Pendapatnya mengenai manusia Sunda yang ” Nyunda” adalah yang mengetahui sekaligus menghargai Kebudayaan Sunda serta “Sarakannana” dalam arti tempatnya.. Sehingga tumbuh rasa kasundaan bagi orang Sunda.

Demikian Inohong Sunda Kang Ibing yang lekat dengan sosok Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.


Selamat Jalan Kang Ibing, semoga amal ibadah dan Iman Islam nya diterima di-sisiNya, Amien, semoga muncul lagi kang Ibing-kang Ibing generasi selanjutnya, dan saya sebagai orang sunda akan selalu menjaga kredibilitas & reputasi orang sunda di manapun saya berada.

No comments:

Post a Comment