Akhirnya setelah sekian kali berpuasa & berlebaran di negeri orang nan jauh dsna, saya bs merasakan kembali nikmatnya berlebaran & menghabiskan hari terakhir puasa bersama orang2 yg benar2 saya cintai. Sedikit ada perubahan dalam berlebaran sekarang ini, krn saya tidak hanya berlebaran dengan keluarga besar saya saja, namun saya jg berlebaran dengan keluarga besar dari istri saya tercinta yg merupakan lebaran pertama bersama istri dan keluarga besar.
Agak sedikit melenceng dari prolog di atas saya akan coba menguraikan pengalaman pertama saya dalam bermudik-mudik ria yg pertama dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dari sejak 2007, yg merupakan puasa & lebaran pertama saya tanpa sanak keluarga, saya pun merasakan hal yg sama dalam 2 tahun kedepan. Namun berbeda dengan tahun 2010, krn saya sepertinya akan bs berhasil merayakan hari kemenangan bersama sanak family & keluarga tercinta. Tepat pada hari senin tgl 6 september 2010, saya mendapatkan kabar yg kurang baik & cukup menyedihkan, krn kabar yg saya dapat merupakan kabar yg cukup memukul hati saya, kami kehilangan salah satu anggota di keluarga besar kami. Om Aam meninggalkan kami dengan tenang untuk menghadap ke Haribaan Allah SWT, dikarenakan penyakit yg beliau derita, Jantung. Tepat setelah saya mendapat kabar tersebut, saya langsung menghadap manajer saya & meminta ijin untuk pulang krn abar yg saya dapatkan tersebut.
Tanpa alasan apapun, sepertinya mereka tidak dapat menahan saya, akhirya saya pun di suruh untuk mencari tiket pulang ke Indonesia. Ingin rasanya saya pulang detik itu jg, namun krn segala macam birokrasi yg harus saya penuhi, saya tidak dapat meninggalkan dubai di hari senin. Kesesokan harinya pun demikian, semua direct flight ke Indonesia sudah penuh, pun ada flight tp rupanya saya harus menepi/transit di salah satu kota yg di lewati pesawat tersebut. Transit yg dimaksud itu bukan hanya 1 atau 2 jam saja, melainkan saya harus transit di salah satu kota tersebut selama lebih dari 8 jam. Sepertinya percuma rasanya mengambil connecting flight tersebut, toh saya pun akan tetap tiba di indonesia pada keesokan harinya, rabu. Akhirnya saya pun mengambil flight di hari rabu yg merupakan direct flight dari Dubai International Airport ke Jakarta International Airport/Cengkareng. Saya pun akhirnya meninggalkan Dubai pada pukul 4 dini hari & tiba di jakarta sekitar pukul 3 sore hari. Dari Jakarta International Airport saya pun langsung meluncur ke Bandung, agak sedikit telat perjalanan saya dikarenakan waktu saya tertahan lama di bandara soekarno hatta jakarta diwaktu menunggu barang bawaan saya yg saya simpan di bagasi Emirates Airlines. Satu jam lebih lamanya saya menunggu barang bawaan saya tersebut, yg pada akhirnya saya bisa mendapatkan barang saya tersebut sekitar pukul 16.45. Saya pun bergegas langsung menuju salah satu counter travel di bandara, Cipaganti Travel. Setelah tiba dsna saya pun langsung melakukan walk-in reservasi untuk melakukan perjalanan langsung ke Bandung. Saya pun memilih perjalan dengan menggunakan bus kecil yg berkapasitas sekitar 30 penumpang di dalamnya.
Saya pun mendapatkan jadwal keberangkatan pukul 17.45 ke bandung. Satu kali transit di tengah perjalanan menuju bandung, saya pun mengisi perut saya yg kosong untuk sekedar menghilangkan rasa lapar sedikit. Perlu di ingat dsini, saya sedikitpun tidak mengkonsumsi makanan selama perjalanan saya di pesawat, hanya satu gelas air putih sebelum imsak tadi & baru sekitar pukul 19.15 saya mengisi perut saya dengan dua buah roti isi di tempat peristirahatan bus yg saya naiki. Sekitar pukul 21.45 saya pun tiba di Pool terakhir pemberhentian bus yg saya naiki, Giant Hyper square Pasteur. Dari sana saya berniat langsung memilih taksi untuk armada terakhir mengantarkan saya ke rumah, namun sialnya taksi pun tidak kunjung di dapat. Hujan yg turun di bandung nampaknya merupakan salah satu alasan sulit nya mendapatkan taksi. Saya pun memikirkan cara cepat lain untuk tiba di rumah. Dari tempat saya berdiri, saya melihat satu buah angkot jurusan ST. Hall-Gunung Batu yg kosong tanpa satu orang penumpang di dalamnya. Saya langsung menghampiri angkot tersebut & langsung menawarkan uang sebesar 10 ribu rupiah kepada si supir untuk mengantarkan saya ke rumah. Rumah saya memang tidak begitu jauh dari pemberhentian terakhir, klo pun menggunakan taksi, ongkos yg harus dikeluarkan tidak lebih dari 10 ribu rupiah. Namun sepertinya si supir angkot pun ingin mengambil keuntungan sedikit, dia pun menawarkan harga 15 ribu rupiah untuk bs mengantakan saya sampai ke rumah di daerah padjajaran.
Si angkot pun setuju untuk mengantarkan saya dengan tarif 15 ribu rupiah. Saya pun sampai di rumah & langsung memeluk erat ibu & ayah beserta nenek & adik saya. Tidak terlalu lama menghabiskan waktu di rumah saya pun langsung berangkat menuju tempat istri saya, dan kami pun bertemu & sedikit haru pun mewarnai pertemuan kita yg sama2 kita memedam rasa rindu yg begitu dalam. Saya pun menghabiskan malam pertama saya berdua bersama istri saya & menjalankan sahur terakhir di temani sang istri tercinta. Dia pun menyiapkan smuanya untuk keperluan sahur kita berdua. Senang rasanya sahur bersama istri tercinta, dan kami pun melahap smua sajian yg dia siapkan untuk kami berdua. Selesai sahur kami pun tidur & keesokan harinya kami berputar2 untuk mencari sesuatu yg sepertinya akan sangat kami butuhkan untuk keesokan hari di lebaran yg mulia bersama keluarga.
Satu hal yg saya lupa bawa dari Dubai adalah baju koko. Kami pun berencana mencari baju serimpit atau baju sepasang yg serupa untuk pasangan suami & istri. Kami pun menghampiri beberapa toko yg menjual baju serimpit, namun di karenakan tidak adanya baju yg kami inginkan, kami pun menggunakan baju seadanya untuk berlebaran besok. Sekitar pukul 3 sore, kami pergi ke tempat orang tua saya & berbuka puasa bersama2 yg merupakan buka puasa terakhir di bulan ramadhan tahun ini. Hujan pun belum berhenti membasahai kota bandung & sekitarnya, hingga akhirnya sekitar pukul 8 malam kami pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kota bandung & bermaksud meluncur ke purwakarta yg merupakan tempat dmn orang tua istri saya berada & kita pun berencana untuk merayakan lebaran bersama keluarga istri saya di purwakarta. Hujan pun tidak menyurutkan niat kita berdua untuk pergi mudik di malam yg basah itu. Dengan menggunakan motor matic mio yg empunya adalah adik saya, kami pun mengarungi malam yg basah menuju purwakarta. Sekitar pukul 22.00 kami tiba di purwakarta & membereskan smuanya & langsung pergi beristirahat krn keesokan harinya kita haru melaksanakan shalat Idul Fitri di pagi hari.
Senang rasa hati saya, akhirnya saya pun bs mudik & berlebaran di negeri saya sendiri terutama skr saya sudah memiliki keluarga baru & istri yg sangat saya cintai.
Taqoballahu Minna Wa Minkum, Shiyamanna Wa Shiyamakum, Minal Aidin Walfaizin, Mohion Maaf Lahir & Bathin, 1431 Hijriah.....
No comments:
Post a Comment