Wednesday, October 19, 2011

Top 10 Reasons Why Good Employees Quit

By Shel Myeroff
According to the US Department of Labor and Statistics, turnover can cost an organization 33% of an employee’s total compensation including both salary and benefits. But the impact is not only financial it also affects employee morale. Therefore, it would be prudent for hiring managers to focus on reducing turnover rates but in order to do that they must first understand the reasons why employees quit.

There have been many studies and articles written on why good employees leave their current positions. As a veteran search consultant, I have heard an infinite number of reasons first hand. Over the years, I have identified and compiled a list of what I feel are the “Top Ten” reasons why good employees quit:

1) The job was not as expected. All too often the job changes from the original description and what was promised during the interviewing stages. It becomes painfully clear to the new hire that their new company played the bait and switch game which ultimately leads to mistrust. The new hire is now thinking, “What else are they lying about?”

2) Work/Life imbalance. There are times when management demands that one person do the jobs of two or more people. This is especially true when a company downsizes or restructures resulting in longer hours and possible weekend work. Employees are often forced to choose between a personal life and a career.

3) Mismatch between job and new hire. No matter how much you love the candidate, don’t hire them unless they are truly qualified for the job and they mesh with your company culture. Too many times, I’ve seen hiring managers try to fit a square peg into a round hole especially when it comes to a sales position.

4) Management freezes raises and promotions. Money isn’t usually the first reason why people leave an organization but it does rank especially when an employee can find a job earning 20-25% more somewhere else. Make sure your wages are competitive and your benefits package is attractive. Resources like www.salary.com can provide accurate and appropriate information.

5) Feeling undervalued. It’s human nature to want to be recognized and praised for a job well done. And in business, recognizing employees is not simply a nice thing to do but an effective way to communicate your appreciation for their efforts and successes while also reinforcing those actions and behaviors that make a difference in your organization.

6) Lack of decision-making power. Too many managers micromanage down to the finest detail. Empower your employees and allow them the freedom make suggestions and decisions. I realize that Empowerment is a ‘catch-all’ term for many ideas on employee authority and responsibility; but as a broad definition it means giving employees latitude to do their jobs and placing trust in them.

7) Too little coaching & feedback. Many managers have no clue on how to help employees improve their performance. In addition, many managers put off giving feedback to employees even though they instinctively know that giving and getting honest feedback is essential for growth and in building successful teams and organizations. Your role as a manager is to help your people find the right behavior, not just tell them what to do.

8) Management lacks people skills. Remember that many managers were promoted because they did their first job well, but that doesn’t mean they know how to lead others. People skills can be learned and developed but it really helps if a manager has the natural ability to get along with people and motivate them.

9) Too few growth opportunities. One of the most common reasons employees express for leaving their jobs is lack of challenge and potential for career growth. The most successful employers find ways to help employees develop new skills and responsibilities in their current positions.

10) Loss of faith and confidence in corporate leaders. With employees being asked to do more and more, they see less evidence that they will share in the fruits of their successes. More often than not, when revenues and profits are up, employers are still thinking competitive wages but employees are thinking bonuses, stock options and creative development opportunities.




Sumber : http://www.facebook.com/abudhabihoteliers

Saturday, October 15, 2011

Radiasi dalam Rokok Diketahui Sejak 1959 Tapi Disembunyikan

Los Angeles, Selain nikotin dan ratusan racun berbahaya lainnya, rokok juga mengandung unsur radioaktif yang disebut sebagai ion alfa. Keberadaan unsur berbahaya ini diklaim sudah diketahui oleh industri rokok, namun disembunyikan selama 42 tahun.

Klaim mengejutkan ini disampaikan oleh para peneliti dari University of California di Los Angeles dan dipublikasikan di jurnal Nicotine and Tobacco Research. Para peneliti mengungkap hal itu setelah mempelajari dokumen-dokumen rahasia dari industri rokok sejak tahun 1998.

Salah satu dokumen menyebutkan, adanya bahan radioaktif dalam rokok sudah diketahui 5 tahun lebih awal daripada yang diduga selama ini. Pada awal 1960-an, industri rokok diam-diam sudah melakukan investigasi mendalam terkait kemungkinan adanya unsur radiasi.

"Industri rokok sudah menyadari adanya unsur radioaktif dalam rokok sejak 1959. Mereka tahu itu memicu kanker, tetapi menyembunyikan fakta itu bertahun-tahun," ungkap Hrayr S Karagueuzian, profesor kardiologi yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari Indiavision, Jumat (30/9/2011).

Tak hanya itu, dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa selama itu industri rokok berusaha mengaburkan fakta tentang radiasi asap rokok dan bahayanya bagi kesehatan. Hasil-hasil penyelidikan tentang ion alfa yang berbahaya tidak boleh dipublikasikan.

Unsur radioaktif dalam rokok, berasal dari mineral alami di dalam tanah maupun penggunaan pupuk. Salah satu unsur yang melepaskan ion alfa adalah polonium, yang tingkat radiasinya disebut-sebut 7 kali lebih besar dari sinar X.

Efek radiasi pada asap rokok bisa terakumulasi, kemudian dalam jangka panjang akan memicu kerusakan paru-paru atau bahkan kanker. Bukan hanya perokok aktif saja yang bisa terkena dampaknya, perokok pasif atau bahkan third hand smoker juga terancam kesehatannya.


Gambar Paru-Paru Perokok Aktif



Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/09/30/120158/1733898/763/radiasi-dalam-rokok-diketahui-sejak-1959-tapi-disembunyikan?l993306763

Thursday, October 13, 2011

Make Your Best 1st Impression

Oleh: William Lautama - YOT CA Institut Teknologi Bandung

Saat interview atau pertama kali berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, pastinya kita ingin memberikan kesan pertama yang spesial supaya diingat oleh teman bicara. Ada pepatah yang mengatakan first impression determine your image, hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa 90% persepsi orang lain terhadap individu ditentukan dari 4 menit interaksi pertama. Jadi teman-teman bisa bayangkan kalau momen first impression sangat penting menentukan seperti apa hubungan yang akan terbentuk nanti.

Semua orang selalu ingin meninggalkan kesan terbaik tentang dirinya. Namun, tanpa sadar seringkali kesan yang kita berikan tidak tepat misalnya memuji teman bicara berlebihan atau terlalu sombong mempromosikan diri. Saya yakin orang yang tidak belajar ilmu psikologi pun bisa merasakan dan menebak seperti apa karakter teman bicaranya. Apa yang kamu rasakan jika dalam sebuah pertemuan bertemu dengan seseorang yang hanya terus menerus berbicara tentang dirinya, prestasinya, dan segala hal tentang dia. Siapapun yang mendengarkan pasti akan bosan dan ingin pergi jauh-jauh.

Dalam tulisan ini, saya ingin share beberapa tips untuk membangun 1st impression yang terbaik bahkan sebelum kamu berbicara apa-apa, orang lain sudah mendapat kesan bahwa kamu adalah SEORANG PEMENANG. Tips pertama adalah cara kamu berpenampilan dan bergerak, dimulai dari bagaimana cara bersenyum Jadi ketika kamu bertemu seseorang, jangan langsung senyum namun lihat ke wajahnya pause sebentar 1 detik saja lalu senyum, smile a big warm all over your face sampai mata kamu juga ikut tersenyum^_^ Dengan delay sebentar, itu menunjukkan senyuman kamu tulus dan senyuman kamu ditujukkan hanya untuk dia. Selain menghormati dia, kamu juga memberikan kesan bahwa senyum kamu tidak murahan, hehehe..

Tips berikutnya adalah setelah berkenalan pastinya ada perbincangan yang terjadi, nah disini tunjukkan kesan bahwa kamu menghormati dia dengan mengarahkan 100% badan kamu menghadap teman bicara. Hal ini memberikan kesan bahwa kamu memperhatikan dan tertarik ngobrol dengan dia. Tips ketiga adalah mencari topik yang menjadi passion kalian berdua dan kenali dia secara personal dengan tulus. Ketiga hal ini sangat powerful ketika berkenalan dengan teman baru, terutama tips ketiga karena saya pribadi senang berteman jadi saya tidak asal kenalan hanya dengan mengetahui nama dan muka teman bicara, saya tulus ingin mengenal karakternya. So let’s Meet some people, introduce yourself, and make your BEST 1st impression!



Sumber : http://billyboen.com/make-your-best-1st-impression/

Thursday, October 6, 2011

7 Poin Yang Bisa Saya Pelajari dari Kisah Hidup Steve Jobs

In Memoriam, Steve Jobs, The Inspiring Man.



Untuk mengenang Steve Jobs dan memperkenalkan kepada dunia bahwa betapa hebatnya seorang Steve Jobs, saya ingin menuliskan biografi singkat Steve Jobs beserta 7 poin yang bisa kita pelajari dari kehidupan Steve Jobs selama hidupnya, 56 tahun.

Meski agak panjang, saya rasa artikel ini sudah sangat singkat untuk menceritakan kisah hebat pada diri Steve Jobs. Kisah yang mengubah dunia dan menginspirasi dunia teknologi.

Steve terlahir dengan nama Steve Paul Jobs. Lahir pada 25 Februari 1955 di San Fransisco, Amerika Serikat, Jobs kecil mendapatkan nama tersebut dari orang tua adopsinya Paul dan Clara jobs. Tak jelas kenapa Jobs diadopsi oleh kedua orang ini.

Orangtua biologis daripada Steve Jobs sebenarnya juga memiliki otak cemerlang. Sang ayah, Abdulfattah John Jandali adalah seorang profesor sains politik. Sedangkan ibunya, Joanne Simpson ialah seorang ahli terapi bicara.

Mulai mendirikan Apple
Jobs mulai bekerja pada 1974 di Atari dengan profesi teknisi. Atari adalah perusahaan yang mendesain circuit board. Pada 1976, Jobs mendirikan perusahaan bersama Steve Wozniak rekannya, perusahaan yang sekarang dikenal dengan logo apple berwarna putih, Apple. Dengan visi ingin mengubah dunia, Jobs memulai perjalanan karirnya.

Setelah mengeluarkan komputer pertama yang bernama Macintosh, Steve Jobs harus rela dipecat oleh CEO Apple saat itu yang bernama John Sculley. Ketegangan internal mengakibatkan keretakan hubungan kerja yang juga berimbas dengan menurunnya kinerja perusahaan. Jobs juga dianggap sebagai seorang pemarah, mudah berubah pikiran dan keras kepala.


Poin pertama
, disini tampak jelas sekali bahwa Jobs berada di titik terendah dalam hidupnya, ditinggalkan rekannya dan harus keluar dari perusahaan yang dia impikan.

Bukan Steve Jobs namanya kalau ia menyerah dengan kondisi hidupnya. Jobs lantas mendirikan perusahaan baru bernama NeXT Computer. Produk yang dihasilkannya di NeXT dianggap gagal dan mahal. Penderitaan Steve Jobs masih belum berakhir. Meski gagal, poin kedua ini membuat perjalanan karir Steve menjadi lebih baik di masa depan.

Poin ketiga: Jobs yang mengakuisisi Pixar di tahun 1986, sebuah studio film animasi kecil, mulai beranjak sukses di tahun berikutnya. Sukses Jobs ini diperoleh setelah merilis film Toy Story di tahun 1995. Saya masih ingat film ini dulu sangat saya sukai, dan saya rasa kamu juga. Dari sini saya mempelajari bahwa Jobs selalu mencari atau mungkin membuat jalan kesuksesannya sendiri. Tanpa terbayang-bayang masa lalu yang sebenarnya cukup membuatnya stres. Tak hanya itu, Jobs bisa memulai kisah sukses dari bidang yang bukan industri komputer, film animasi.

Di akhir 1996, Jobs berusaha agar Apple mau mengakuisisi NeXT. Dengan dalih bahwa NeXT memiliki sistem operasi yang dibutuhkan Apple, Jobs berhasil menjual NeXT kepada Apple seharga USD 429 Juta. Poin keempat, sekali lagi Jobs tak berhenti dengan kesuksesan Toy Story. Jobs juga berhasil merubah perusahaan yang tak menguntungkan menjadi modal besar baginya.

Berkat kepiawaiannya, Jobs yang saat itu kembali ke Apple akhirnya menjabat sebagai CEO. Dari tahun 1997, Jobs lantar mengeluarkan produk Apple fenomenal seperti iPod, iMac, iPhone, iPad dan iCloud yang sukses mengantarkan Apple sukses besar, bahkan di bursa saham.

Poin kelima
ini, Jobs meraih sukses berkat kerja keras, semangat pantang menyerah dan keinginan untuk menciptakan produk yang mengubah dunia, sesuai dengan visi saat ia mendirikan Apple pertama kali.

Jobs harus mengalami masa jayanya itu dengan dihantui kanker pankreas pada Agustus 2004 dan akhirnya harus menjalani operasi. Jobs yang akhirnya dinobatkan sebagai CEO terbaik Amerika, mengalami yang namanya cuti masuk berulang kali akibat kondisi kesehatannya yang kurang baik. Disini, Jobs masih memikirkan dunia dan terus menciptakan produk walau masih dalam kondisi tak sehat. Poin keenam.

Poin ketujuh
, Jobs mengenal dirinya dan berpikir untuk perusahaan. Memilih Tim Cook sebagai CEO Apple berikutnya, Jobs pun mengundurkan diri dari Apple. Dengan alasan kondisi kesehatan yang terus menurun, Jobs resmi mengundurkan diri pada 24 Agustus 2011. Publik pun meragukan warisan Jobs, Apple, yang dianggap kurang berpengaruh tanpa kehadiran Steve Jobs. Meski bursa saham sempat menunjukkan angka penurunan, saham akhirnya pulih bahkan sempat naik.


05 Oktober 2011, Jobs harus pergi meninggalkan dunia yang dicintainya, publik yang mencintainya, perusahaan yang dicintainya dan impiannya yang mungkin masih belum tercapai. Jobs kalah menghadapi kanker pankreas dan penyakit-penyakit lain yang terus mengganggunya selama ini. Publik atau mungkin bisa saya sebut dunia, berduka atas kepergian Steve Jobs.

Steve yang dulunya terkenal pemarah, kini malah dianggap sebagai seorang yang visioner. Dalam keluarga, ia dianggap sebagai ayah yang hangat. Bahkan publik banyak yang mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kontribusi Steve Jobs di dunia teknologi, tak terkecuali Mark Zuckerberg sang pendiri Facebook. Jobs seolah menjadi seorang yang berbeda. Ya, dia berubah menjadi orang yang lebih baik.


Karya-karya Steve Jobs







Tujuh poin diatas, saya merasa termotivasi oleh kisah hidup Steve Jobs. Jobs populer berkat kontribusinya yang sangat terasa. Ia juga pantang menyerah dengan keadaan, selalu berusaha menjadi lebih baik dan memberikan lebih baik. Meski tak semua orang memiliki gadget Apple, saya rasa hampir semua orang tahu apa itu Apple. Karya dan jasanya akan dikenang dalam beberapa generasi mendatang.



Sumber : http://gugling.com/2011/10/06/7-poin-yang-bisa-kita-pelajari-dari-kisah-hidup-steve-jobs/

Kiat-kiat Bertemu Calon Mertua

Saat hubungan Anda dan si dia telah serius, kinilah saatnya bertemu orangtuanya. Tapi jangan sampai pertemuan yang penting ini membuat hubungan yang telah Anda jalin justru berakhir berantakan. Tak ingin gagal? Baca dulu kiat-kiat berikut.

Waktu
Waktu yang tepat adalah segalanya. Memilih waktu yang salah hanya akan membuat rencana Anda dan pasangan berantakan. Konsultasikan dengan kekasih, kapan orangtuanya memiliki waktu luang, sehingga dengan sendirinya, suasana hati mereka pun tengah baik.

Kenali lebih dalam
Cari tahu "nilai-nilai" apa yang berlaku di keluarga kekasih. Hal ini akan membuat Anda lebih mudah untuk berbaur dengan orangtuanya. Jangan sampai perbedaan nilai membuat Anda dinilai tidak sopan oleh mereka. Sesuaikan diri Anda dengan baik.

Tempat
Tempat bertemu juga memengaruhi kesuksesan pertemuan. Hindari tempat yang terlalu ramai dan bising yang bisa membuat orangtua kekasih merasa tidak nyaman. Lebih baik pilih tempat yang nyaman, seperti sebuah kafe keluarga dengan alunan musik balada atau jazz yang lembut. Suasana tenang juga akan membuat hati menjadi senang.

Tepat waktu
Jangan sampai kesan pertama diri Anda rusak hanya karena datang terlambat. Lebih baik datang lebih dulu demi menghormati orangtua kekasih.

Hadiah
Tak ada salahnya membawa hantaran sederhana untuk menyenangkan orangtua kekasih. Diskusikan lebih dahulu dengan kekasih, hadiah apa yang paling tepat diberikan. Hal ini dapat memperlihatkan perhatian Anda pada keluarga kekasih.

Penampilan
Jangan lupa mempersiapkan penampilan Anda. Tampil seksi sangat tidak disarankan. Lebih baik gunakan pakaian yang sederhana, namun tetap terlihat elegan. Terusan sepanjang lutut, atau paduan kemeja dan celana jeans bisa menjadi pilihan yang tepat. Tata rambut juga harus diperhatikan. Pilihlah tatanan rambut yang rapi dan apik. Pilihlah tema warna make-up yang lembut dan natural sehingga penampilan tak tampak berlebihan. Hindari juga memakai terlalu banyak aksesori. Lebih baik pilih tampilan aman dan sederhana.

Topik pembicaraan
Hati-hati memilih topik pembicaraan. Pilihlah topik yang netral tanpa menyudutkan pihak manapun (misalnya bertema SARA). Jangan lupa juga tunjukkan keahlian Anda, misalnya bicarakan prestasi di bidang pekerjaan. Hal ini akan menjadi nilai plus yang tepat. Tapi hati-hati ya, jangan sampai Anda justru terkesan sombong dan angkuh.

Memuji
Jangan lupa untuk memuji. Carilah kelebihan orangtua pasangan, dan ungkapkan kekaguman Anda. Berikanlah pujian dengan tulus. Pujian palsu hanya akan membuat Anda terlihat dan terdengar munafik.

Semoga sukses!


Sumber : http://id.she.yahoo.com/kiat-kiat-bertemu-calon-mertua.html